Hasil dari pikiran gue yang melanglang buana pada saat itu adalah twit ini (bacanya dari bawah ya) :
Beberapa minggu lalu ada temen gue yang curhat ke gue kalo dia baru putus, awalnya dia diputusin sama cowoknya, si cowok itu bilang "Kamu gak tau kan apakah aku yang terbaik atau bukan buat kamu kalo kamu gak pernah nyoba sama yang lain?" Lalu temen gue ini cuma bisa diam, pada saat itu dia gak tau harus jawab apa. Satu sisi dia mikir "Bener juga ya" dan di sisi lain, "Tapi gue cuma mau sama lo"
Dilema.
Daripada gue bawel dan lo kesel sama ocehan gue, mendingan gue kasih lo satu cerita deh, lagi-lagi tentang cinta. Bosen bosen deh lo baca blog gue yang isinya cinta-cintaan mulu, tapi bodo amat, blog ini kan blog gue, my blog my rules hahaha. Jadi gini ceritanya...
Aristotle bertanya pada gurunya, "Apakah cinta sejati itu?" Gurunya pun menjawab, "Berjalanlah lurus di taman bunga yang luas. Petiklah satu bunga yang menurutmu paling indah dan jangan berbalik ke belakang." Kemudian dia melakukannya. Namun, Aristotle kembali dengan tangan hampa. Gurunya bertanya, "Mana bunganya?" Dia menjawab, "Saya tidak bisa mendapatkannya. Sebenarnya saya telah menemukannya. Tapi saya berpikir di depan masih ada yang lebih bagus lagi, dan ada yang lebih bagus lagi. Tapi ketika saya sampai di ujung taman, saya baru sadar bahwa yang saya temukan pertama tadi adalah yang terbaik. Tapi begitu saya kembali ke tempat saya membuangnya, bunganya sudah tidak ada, karena sudah ada yang mengambilnya dan menyadari kalo itu adalah bunga terindah di taman itu." Gurunya berkata, "Seperti itulah cinta sejati. Semakin kamu mencari yang terbaik, semakin kamu sadar kalau kamu tidak akan pernah menemukannya."
Apa yang lo tangkep dari cerita di atas? Anggep di dalam hubungan, lo itu kehilangan Mr./Ms. Very Good while you are busy finding your Mr./Ms. Perfect.
Gue pernah baca buku "The Paradox of Choice" oleh Barry Schwartz, di buku itu dijelaskan bahwa ada dua tipe manusia. Yang pertama adalah "Maximizers", dan satunya lagi "Satisficers".
Si tipe Maximizers ini adalah tipe orang yang beranggapan kalo dia harus mendapatkan segala sesuatu yang terbaik (maksimum) dan dengan niat menggebu-gebu dan usaha yang penuh perjuangan untuk mendapatkan hasil yang terbaik, iya emang lebay gitu usahanya pol-polan banget.
Sedangkan tipe kedua si Satisficers ini adalah tipe orang yang dia punya tujuan, dia punya kriteria tertentu dan dia juga berusaha untuk mendapatkannya, tapi si Satisficers ini gak lebay, gak ngotot, ketika dia menemukan yang menurutnya cukup baik, maka dia akan merasa puas (satisfied) dengan pilihannya tersebut.
Mungkin si Aristotle ini bisa dikelompokan ke tipe Maximizers kali ya, karena dia pengen yang terbaik dari yang terbaik. Pada studi di buku ini, Maximizers mungkin akan mendapatkan yang terbaik menurut versi dia, tapi proses pencarian untuk mendapatkan yang terbaik itu sangat melelahkan, dan pada akhirnya kepuasan akhirnya akan berkurang, dia jadi kurang happy. Istilahnya "iya sih gue dapet bidadari turun dari khayangan, tapi lama banget sampe gue dikatain bujang lapuk sama temen-temen gue karena di umur segini belom nikah juga"
Satisficers gak terlalu ngoyo dan dia mendapatkan yang kurang perfect, tapi kebahagiaan dia lebih tinggi karena usahanya biasa aja, gak capek, gak nguras tenaga, duit, waktu banget kayak si Maximizers.
Kalo lo hoki mungkin lo bisa jadi si Maximizers dengan usaha si Satisficers, kayak prinsip ekonomi "dengan usaha sekecil-kecilnya, tapi tetep mendapatkan hasil yang terbaik"
Tapi banyak orang yang gak sadar kalo dia 'mungkin' udah memiliki yang terbaik di depan mata, tapi karena memang sifat dasar manusia yang gak pernah puas makanya dia masih penasaran sama apa yang ada di depannya, yang belom keliatan, yang jauh di seberang pulau sana. Terus di saat lo berjalan ke depan, lo baru sadar kalo yang lo tinggal di belakang itu adalah yang terbaik.
Karena seperti cerita bunga diatas, kadang lo harus kehilangan sesuatu yang baik baru tau itu yang terbaik.
Terus gimana cara tau kalo dia adalah yang terbaik buat lo? Lo akan merasakannya sendiri kalo emang lo udah nemuin "that right one". Ketika secara sadar penuh lo akan berkata "pencarian gue cukup sampai di sini" nantinya.
Jadi kembali ke judul di atas "finding best of the best", mencari Mr./Ms. Perfect juga akan melelahkan dan butuh waktu panjang, tapi sayang juga kan kalo in chasing the Mr./Ms. Perfect ini lo malah kehilangan Mr./Ms. Very Good yang sudah ada di depan mata? Hehehe.
So, be wise.
0 comments:
Post a Comment