Perahu Kertas 2
Oke
gue nangis hampir sepanjang film nontonnya.
Cengeng
banget sih lu, Den. Iya emang, bodo amat.
Tapi
iya, gue dapet banget pesan dari film ini. Sori gue gak bahas Perahu Kertas 1
sebelumnya, karena menurut gue itu cuma prolog aja. Keseluruhan isi film bisa
didapat dari Perahu Kertas 2.
Cerita
tentang Kugy, Keenan, Remi dan Luhde ini adalah tentang keikhlasan melepaskan
seseorang yang kita cintai dan keberanian kita untuk jujur pada hati kita
sendiri.
Kugy
dan Keenan, mereka diam-diam saling jatuh cinta apa adanya. Melalui kecocokan
pemikiran dan kesamaan bakat seni. Kugy yang suka menulis dongeng dan Keenan
yang suka melukis. Mereka saling mengerti satu sama lain, bahkan mereka
memiliki radar neptunus yang selalu menghubungkan mereka. Tapi hanya sebatas
itu, sebatas sahabat. Karena tidak satupun dari mereka yang berani
mengungkapkan perasaan mereka sebenarnya.
Keenan
dan Luhde, pasangan serasi kalau kata Remi. Tiga tahun tinggal bersama di Bali
membuat mereka dekat, sama-sama seniman. Tapi Luhde tau, siapa sumber inspirasi
Keenan sebenarnya; Kugy, bukan dirinya.
Kugy
dan Remi, adalah teman sekantor. Mereka pacaran beberapa tahun. Namun, masalah
terjadi ketika Remi menunjukan keseriusan komitmennya dengan memberikan cincin
kepada Kugy. Dimulailah perang batin Kugy dari sini. Antara Remi atau Keenan.
Saat
Kugy galau, Kugy datang ke rumah kakaknya. Kakaknya bilang :
"Gy,
dari dulu kalo lo cerita tentang Keenan ya, gue liat mata lo tuh
berbinar-binar, lo lebih hidup, kayak lo tiba-tiba jadi punya dua nyawa aja
gitu. Sedangkan gue gak liat itu saat lo sama Remi."
Terus
scene ini :
Di
scene ini Kugy bilang :
"Aku
gak mau ya Nan, nanti sepuluh, dua puluh, tiga puluh tahun lagi aku ngerasain
sakit kayak gini saat ketemu kamu. Aku gak mau."
Kugy
akhirnya jujur dengan perasaannya dan menahan Keenan untuk pergi.
Tapi
Keenan terlalu angkuh dengan bilang "Kamu
bisa Gy, kita bisa"
Lalu mereka berpisah dan melanjutkan hidup dengan pasangan masing-masing. Kugy dengan Remi dan Keenan dengan Luhde.
Tapi
pada akhirnya, Remi dan Luhde sadar. Mereka memang memiliki pasangan mereka,
tapi mereka tau bahwa hati pasangannya tidak pernah menjadi milik mereka.
"Ada saatnya cinta harus dilepas, tidak digenggam dengan begitu erat. Bahwa ada saatnya kita tidak perlu berlari, tapi berhenti, melihat sekeliling, dan tersenyum."
"Ada saatnya cinta harus dilepas, tidak digenggam dengan begitu erat. Bahwa ada saatnya kita tidak perlu berlari, tapi berhenti, melihat sekeliling, dan tersenyum."
Pada
akhirnya mereka melepas orang yang mereka cintai.
Luhde
melepas Keenan :
"Hati
itu dipilih, bukan memilih. Hati Keenan bukan untuk Luhde, bahkan ukiran ini
bukan inisial nama Luhde"
dan
Remi melepas Kugy :
"Carilah
orang yang mau memberimu segalanya, tanpa kamu perlu meminta apa-apa"
Jika kamu
sampai harus meminta sesuatu untuk membuktikan cintanya kepada kamu, berarti
dia tak sepenuhnya mencintai kamu.
Mungkin
memang kadang ada benarnya juga quote "Kamu akan lebih bahagia tanpa
aku". Ada saatnya kita melepas seseorang yang kita sayang, bukan karena
lelah berjuang, tapi dengan melepasnya, mereka akan lebih bahagia.
Karena
untuk apa memiliki mereka, tapi hatinya tidak pernah untuk kita? Itu akan
menyakitkan semua pihak, gak hanya untuk sekarang tapi di masa depan.
Satu
pihak selalu berpura-pura membuktikan cinta kepada pasangannya (yang sebenarnya
tidak pernah ada), sedangkan pasangannya mati-matian juga berusaha memberikan
seluruhnya dan berakhir menyakiti dirinya sendiri asal tetap bersama.
Seperti
kata Kahlil Gibran,
"Cinta
tidak akan tercipta karena keakraban yang lama atau pendekatan yang tekun.
Cinta adalah kecocokan jiwa. Dan jika itu tidak pernah ada, maka cinta tidak
akan pernah tercipta. Dalam hitungan tahun bahkan millenium."
0 comments:
Post a Comment