28 January 2015

Bangkok Day 3 & 4 : Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun, Asiatique Riverfront

Karena tepar hari kedua belanja dan keliling mall, hari ketiga ini kita ke Grand Palace agak siangan. 

Cara menuju Grand Palace, Wat Pho dan Wat Arun agak ribet, tapi karena letaknya dalam satu lokasi, jadinya bisa sekalian jalan. Dari National Stadium, kita menuju BTS Siam/BTS Silom Line ke BTS Saphan Taksin turun dermaga, lalu naik Chao Phraya Express Boat menuju ke Ta Chang Pier (N9).

CHAO PHRAYA

Thailand terkenal dengan sistem transportasinya yang unik, terutama transportasi airnya. Sungai Chao Phraya memiliki begitu banyak kanal yang terhubung dan transportasi air di sungai ini cukup dinamis, tak heran kalau sungai ini pun memperkuat julukan Bangkok sebagai Venesia dari Timur.

Di Chao Phraya ini, ada beberapa jenis perahu yang dibedakan dari warna bendera dan bentuk kapal. Kapal tradisional yang bagus itu khusus turis dan harganya mahal 40 baht, berhentinya hanya di spot-spot turis aja. Kapal bendera orange adalah kapal yang lewat spot turis dan berhenti di beberapa dermaga lain dengan biaya lebih murah sebesar 15 baht. Ada juga kapal bendera warna lainnya yang rutenya tidak berhenti di dermaga yang kita tuju. Jadi hati2 kalau mau naik kapal, jangan salah naik ya.

Gue sih kemarin naik kapal yang bendera orange pas mau berangkat ke Grand Palace, tapi pas baliknya naik kapal dengan bendera biru karena kapal bendera orange ini hanya one way saja.

Kapalnya bagus dan bersih. Ongkosnya dibayar di atas kapal. Meskipun air sungainya berwarna keruh, tapi bersih dari sampah, dan nggak bau. Nggak berapa lama, sampe di dermaga N8. Turun di sini mesti naek feri untuk nyebrang, karena Wat Arun letaknya di sisi Barat sungai, sedangkan wat yang lain di sisi Timur. Ongkos naik feri cuma 3 baht, wong cuma deket kok. Kelihatan Wat Arun dari seberang.

WAT ARUN
Yang jaga loket di sini kebanyakan ibu-ibu yang sudah berumur, sama kayak yang di dermaga feri yang jaga juga udah nenek-nenek. Jalan ke Wat Arun kepala gue ndongak. Hm, lumayan curam. Tapi teteup nggak bisa ngalahin curamnya tangga candi Borobudur, atau Batu Cave di Malaysia.

Nama Wat Arun berasal dari Aruna (Dewa Fajar), dan dikenal juga sebagai Temple Of The Dawn (Kuil Fajar), didominasi warna putih mutiara dengan dekorasi kerang dan potongan keramik yang dulu dipake sebagai pemberat bagi kapal-kapal yang berlayar dari Cina ke Bangkok. Prang terbesar adalah simbol dari Mahameru yang dalam dunia kosmologi Hindu Budha, dipercaya sebagai pusat dari segala kekuatan physical, metaphysical dan spiritual, sedangkan keempat prang di sudut sebagai simbol Dewa Angin, Phra Phai. 

Di setiap prang ada tangga curam dan sempit menuju ke atas melambangkan kesulitan manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih tinggi.Puas ngiterin Wat Arun, kami balik lagi ke tempat feri. Tujuan berikutnya adalah Wat Pho dan Grand Palace yang ada di dermaga N8 tadi.

WAT PHO
Sampai di dermaga kami jalan lewatin pasar, cuma agak sepi, apa karena udah siang kali ya. Ternyata jalan kaki ke Wat Pho deket kok, keluar dari pasar kami nyebrang terus belok kanan, nggak berapa lama sampe deh di depan gerbangnya.

Kami beli tiket seharga 100 baht. Sebelum masuk harus buka alas kaki dulu, dan dibawa pake tas jinjing yang dipinjemin dari tempat itu. Oya, di sini juga pakaian harus sopan, pake baju/kaos berlengan, dan celana/rok panjang, topi juga harus dibuka.

Wat Pho jadi destinasi yang wajib dikunjungin karena sebagai kuil tertua dan terbesar di Bangkok, kuil itu punya patung Budha tidur (Reclining Buddha) yang terpanjang di Thailand, sepanjang 46m, tinggi 15m, terbuat dari bata, gips, dan lapisan emas. Hm, coba bisa gue potek trus bawa pulang ke Jakarta

Telapak kakinya dilapisi 108 lakshana (lambang suci Budha), terbuat dari mutiara dan jadi karya seni yang keren banget.

Di bagian belakang patung ini ada108 mangkok perunggu sebagai lambang sifat-sifat keberuntungan Budha. Jadi kalo kita taruh koin di mangkok ini, sebagai niat untuk memberi donasi, niscaya kita akan beruntung.

Sampe pintu keluar, kami pake sepatu lagi dan nggak lupa balikin tas jinjingnya.Karena ngerasa capek, kami duduk-duduk dulu di bawah pohon. Lumayan ngadem bentar. Cuacanya panas banget, dan banyak orang, rombongan dari tur gitu. Oya, di tempat ini kita bisa nuker tiket masuk dengan sebotol air mineral, khusus untuk turis. Lokasinya ada di belakang.

Setelah  ngerasa cukup istirahat, gw berdua temen jalan lagi dengan tujuan Grand Palace. Deket Wat Pho ada ibu-ibu jualan mango sticky rice, favorit gue selama di Bangkok juga, seplastik harganya 15baht.

Abis itu kami jalan lagi, belok kanan nyusurin trotoar besar, dan di sisi kiri ada tembok putihnya Grand Palace yang puanjaaang banget. Sampe pertigaan jalan ada patung gajah pink, disitu kami disamperin bapak-bapak yang ngomong kalo tempat wisata itu ditutup.

Cuma gue cuek aja karena udah tahu dari browsing internet bahwa ini termasuk salah satu modus penipuan di situ. Jangan tertipu ya, karena Grand Palace selalu buka setiap hari, kecuali ada acara keagamaan atau hari libur resmi Thailand. Kalo kita percaya sama bapak itu, kita akan disaranin untuk pergi ke tempat lain yang kurang terkenal dan dianter dengan tuk-tuk yang udah kongkalikong sama dia.

Dari pertigaan patung gajah itu, kami masih harus belok kiri dan jalan jauuuuh lagi ke gerbangnya. Buset deh, kaki gue sampe sakit gara-gara jalannya jauh banget, lain kali kayaknya pake sendal jepit aja daripada pake flat shoes. Buat yang nggak kuat jalan jauh, bisa naek tuk-tuk, tawar aja sekitar 40-50baht.

Tapi kita gak masuk ke dalem Grand Palace karena tiketnya yang cukup mahal sekitar 500 baht. Gue agak ragu sih masuk atau nggak, tapi temen-temen gue gak pengen masuk, sayang tiketnya mendingan belanja katanya hiks, jadi gue juga gak masuk deh. Agak nyeselnya baru kerasa sekarang jadi berasa belom sah karena belom masuk Grand Palace haha. Yaudalah ya bisa next time lagi.

ASIATIQUE
Kurang lebih 10 menit dari Saphan Taksin BTS Station dan naik kapal Chao Phraya, wisatawan sudah bisa sampai di Asiatique. Ya, destinasi ini menjadi salah satu lokasi yang harus traveler datangi selama menyusuri Chao Phraya. Asiatique ini menjadi tempat nongkrong anak muda di Bangkok.

Sekitar 1.500 toko dan restoran berada di kawasan tersebut. Toko perlengkapan handphone, baju, sampai suvenir khas Thailand bisa traveler ditemukan di sini.

Disini banyak restoran atau kafe-kafe tapi harganya agak mahal. Semacam Clarke Quay kalo di Singapore gitu. Jadi kita cuma window shopping di beberapa toko yang ada disana, strolling around dan foto-foto terus balik ke MBK lagi nyari makan dan oleh-oleh yang belum kebeli.

BELI BAJU BOLA ATAU JERSEY DI BANGKOK
Katanya Bangkok adalah surga jersey kw. Iya bener banget, disini kita bisa dapet jersey KW kualitas bagus dengan harga miring, yang jelas bakal lebih murah daripada di Indonesia karena kebanyakan jersey di Indonesia itu impor dari Thailand untuk yang kw-nya.

Lucunya walaupun disana memproduksi banyak jersey KW team luar, tapi mereka sama sekali gak memproduksi jersey KW untuk tim nasional Thailand. Jadi mereka memang sangat menghormati tim nasionalnya dengan tidak memproduksi jersey KWnya mereka.

Terus dimana beli jersey di Bangkok? Naiklah BTS ke National Stadium station, keluar di sisi jalan yang ada MBK atau National Stadiumnya. Atau kalo lo dari arah MBK, jalan lurus (jangan nyebrang) ke arah National Stadium, jalan lurus terus aja ke daerah Chula Soi. Nanti ada belokan ke kiri dan di kanan jalan mulai banyak toko sport. Atau dari MBK atau National Stadium, bisa naik ojek (ada ojek loh disana) atau taksi, deket ko paling sekitar Rp 15.000-20.000, karena kalo jalan agak jauh sih dari MBK. Bilang aja sport store atau kaka sport (toko yang paling terkenal)






Nanti lo akan ketemu jalan dengan toko jersey di sepanjang kanan jalan. Waktu itu sih gue berhenti di Kaka Sport dan emang disitu kayaknya paling lengkap pilihan jersey dari klub-klub luar. Kalau gak ketemu jersey klub favorit yang kamu cari, jangan menyerah di satu toko, coba masuk ke toko lainnya sampai ketemu hehehe.

Oh iya toko-toko jersey KW ini cuma buka dari jam 11.00 sampai dengan jam 17.00, jadi jangan kesorean sampai disana. Pengalaman gue waktu itu kesana malem dan udah pada tutup tokonya hiks.

Harga jersey disini lumayan murah, apalagi kalo beli dalam jumlah besar, dikasih diskon banyak. Harga ecerannya 300 baht atau sekitar Rp 100.000.

Disini lo bisa memesan font apa saja. Tak peduli font jenis apa yang anda inginkan, mereka bisa menyediakannya. Ternyata di bagian belakang toko ada staf grafis yang bertugas untuk mendesain font dan langsung dicetak saat itu juga. Tinggal bilang pesanan lo, mereka akan mengecek desain asli di internet dan menirunya secara instan. Awesome! Haha.

Sekian jalan-jalan ke Bangkok kali ini ya. Selanjutnya kemana yaaa hmmm hmmm udah beli tiket sih hehehe tapi nanti aja ya gue kasih tau biar surprise! :p

1 comments:

Indah Pasaribu said...

Hallo, mbak xelden (semoga saya tidak salah sebut)!
Saya sedang membaca blog travel Anda. Nice to visit yours :)

Regards,
indahpasaribu.blogspot.com

Post a Comment