09 March 2014

Kuala Lumpur? Checked.

0 comments

Kunjungan ke Kuala Lumpur kali ini terdiri dari dua alasan pertama karena dapet tiket murah PP 500.000, hahaha. Pergi naik Air Asia promo ticket Rp 150.000 dan pulang naik Tiger Air promo ticket Rp 350.000.. Tapi apa daya, gue gak seberuntung itu ternyata.. Gue akan cerita kenapanya di akhir postingan ini ya.

Alasan kedua adalah karena ada temen gue yang tinggal dan kerja di Kuala Lumpur, namanya Anna, jadi lebih ngirit lagi karena kita numpang di apartemennya dia hehehe. That's what friends are for kan? ;p

Trip kali ini gue ceritanya per destinasi aja ya :

1. Subway


Makan burger isi crab dan mayo dan lain lain. Nyam. Always be my favorite. Burgernya keburu abis karena kelaperan, sisanya selfie doang.

2. Central Market

Di central market ini banyak souvenir khas Malaysia. Sebenernya barangnya gak beda beda jauh sama barang di pasar Mayestik gitu sih haha. Semacam kain-kain batik, daster, baju, pernak-pernik, etc.




3. Petailing Street


Kalau dilihat dari segi bagunan, dan atap-atap yang tinggi menjulang sepanjang jalan, serta toko-toko di sekelilingnya, petaling street itu hampir mirip pasar baru. Tapi kalau untuk barang yang di jual, ya beda tipis juga, cuman kalau saja lebih banyak orang jualan di depan toko pasti lebih mirip. Di petaling street juga ada mobil masuk, tapi di pintu sampingnya saja ga sampai ke dalam, mungkin itu mobil-mobil toko. Ga mungkin juga mobil bisa masuk lewat pintu depan bertuliskan petaling street itu, berbeda dengan pasar baru yang motor mobil bisa masuk dengan seenaknya dari pintu depan. 


Di petaling street gue juga melihat ada sebuah klenteng di pinggir jalan raya, namun sayangnya klenteng itu sepertinya sedang tutup, berbeda dengan klenteng yang ada di pasar baru, walau terletak di gang yang sempit, tapi klenteng itu tetap buka walaupun sudah sore. 




4. Dataran Merdeka

Dataran Merdeka sendiri adalah sebuah lapangan yang cukup luas, yang merupakan tempat pelaksanaan ulang tahun kemerdekaan Malaysia setiap tahun sejak 1957, disana terdapat tiang bendera Malaysia yang sangat tinggi yang katanya setinggi 95 meter, ada juga musium textile, perpustakaan dan yang paling terkenal adalah Sultan Abdul Samad Building.






Sultan Abdul Samad Building
5. Kuala Lumpur City Galery

Gak jauh dari Daratan Merdeka, gue melihat sebuah bangunan, hampir mirip museum, di depannya terpampang tulisan I Love KL, ternyata itu adalah Kuala Lumpur City Gallery. Begitu masuk ke dalamnya, kita akan disuguhkan oleh berbagai macam brosur, terutama brosur tentang pariwisata di Malaysia, transportasi, museum maupun kuliner yang ada di Kuala Lumpur. Bener-bener Malaysia itu jago banget mengemas paket pariwisatanya. Padahal sih isinya ya gitu gitu aja, bagusan juga Jakarta deh asli hahaha.


I LOVE JAKARTA MORE


Menurut gue, dengan adanya Kuala Lumpur City Gallery ini, kita bisa tau lebih jauh tentang Kuala Lumpur, terutama sejarah Kuala Lumpur itu sendiri. Di dalamnya terdapat penjelasan sejarah berikut dengan foto-fotonya. Gue memang tidak membaca semua yang ada disana, tapi cukup salut dengan interiornya yang keren dan terawat. keliatannya sih ini memang museum baru. Tapi museum nasional di Jakarta juga gak kalah keren ko. Malah lebih bersejarah, vintage-vintage gitu. *teteup*

Sejarah Malaysia *hoam*
Replika Masjid Jamek 

Lalu gue memasuki sebuah ruangan yang mirip-mirip sebuah bioskop. Ternyata bukan bioskop, melainkan sebuah replika Bandar Kuala Lumpur, bandar adalah sebutan oleh orang melayu. Tak hanya sejarahnya saja kita bisa tahu, tapi kita bisa melihat sebuah kota Kuala Lumpur dalam miniatur mini.

Ada juga sebuah layar yang menceritakan Kuala Lumpur masa kini dan masa depan. Sebuah kota yang tertata rapi, kalau dilihat-lihat Kuala Lumpur itu seperti kota yang benar-benar 'direncanakan' pembangunannya.



Keluar dari area museum, kita akan melewati sebuah ruangan isinya tentang kerajinan tangan atau handcraft. Terdapat berbagai macam handcraft, barangnya pecah belah dan mahal, ada pula handcraft dari Indonesia. Tapi berhubung mahal, gue jadi gak napsu belanja, jadinya ya foto-foto aja lagi huhehehehe. 




6. Nando's Restaurant

Wah ini headline gue di Kuala Lumpur. Roasted chicken di Nando's ini terkenal banget enaknya. Restonya pun selalu penuh dengan orang dari berbagai macam negara. Signature dishnya adalah Peri-Peri Chicken, yaitu roasted chicken dengan saus peri-peri dengan tiga level extra hot, hot, dan medium. Kita pesen yang full platter, 4 roasted chicken, 3 grilled rice and 1 potato wedges. Berasa di surga. Laper banget dan dihajar sama menu kayak gini. Alhamdulillah. Gue makan ini di Nando's KLCC, tapi cabangnya banyak ko dimana-mana.


7. Petronas Twin Tower & KLCC

Setiap kali mendengar KLCC, ya pasti gak jauh jauh dari Petronas Twin Towers-nya. Gedung kembar yang pernah menjadi yang tertinggi di dunia ini memang sudah menjadi maskot Kuala Lumpur. Belom sah rasanya kalo ke KL tapi belom foto disini hehehe. Di belakang KLCC juga ada taman dengan pedestrian yang rapi dan tertata. Ah seandainya Jakarta begini rapi dan bersihnya.




Ada kolam yang cukup luas dan saat itu sedang ada pertunjukan air mancur goyang atau dancing water. Warnanya lucu pelangi gitu dan bentuknya juga berubah-ubah. Setelah capek seharian muterin KL, gue, Ema dan Anna duduk-duduk santai disini sambil ngeliatin dancing water tersebut dan ngeliatin orang-orang berfoto ria dengan background Twin Towers.




Muka udah pada kucel, yang penting foto bertiga dulu di Twin Tower biar sah

Ini minuman bubble favorit gue sepanjang masa. Chatime kalah. huhuhu Gong Cha enak banget

Oreo Milk Tea with Pearl and Less Sugar & Less Ice
8. Batu Caves


Pertama kali gue menapak ke dalam kawasan religius ini, objek pertama yang paling menarik perhatian adalah landmark berupa patung emas Dewa Murugan tertinggi di dunia (tingginya 42,7 meter) dan di belakangnya terlihat 272 anak tangga curam yang menuju sebuah gua di atas bukit kapur yang berfungsi sebagai kuil. 

Saran gue, kalau mau kesini mendingan pagi atau sore sekalian. Jangan jam 11 teng kayak gue gini. Dijamin nyali ciut duluan untuk naik hahaha.

So, matahari siang bolong yang terik dan 272 anak tangga, here I come! (Anna gamau ikut karena udah pernah, Ema udah duluan balik ke Jakarta, jadi gue mendaki ke atas sendirian.) OK! 

Untuk mencapai kuil gua di ujung tangga bernama Temple Cave, tentunya kita harus mendaki ratusan anak tangga tersebut. Sekilas mengingatkan gue akan ratusan anak tangga di Gunung Bromo. Menantang sekali. Belum lagi ditambah panasnya matahari yang cukup menusuk kulit. Gue bisa menyerah sekarang, tapi apalah artinya petualangan kali ini kalau sudah sampai di sini dan tidak mencoba sensasi naik tangga tersebut.

Lalu gue teringat quote favorit gue tiap kali gue hampir menyerah. Take a deep breath and say "This one will be passed too"

Setelah beberapa anak tangga gue naikin, gue ngos-ngosan. Lalu melihat ke bawah. Serem juga karena tangganya hampir 45 derajat. Lalu gue melihat ke atas "Ayo Denna, separoh jalan lagi. Masa udah di tengah gini mau nyerah terus turun? Emang gak penasaran sama apa yang ada di atas sana? Come on, jangan manja."

Oke,  gue minum dulu. Foto-foto dulu. Ngeliatin orang-orang dulu. Terus mata gue menangkap sosok mungil, menaiki anak tangga tersebut dengan lincahnya. Kayaknya emang si bocah India ini udah biasa naik turun ke dalem temple. Juara  banget.

Liat anak itu semangat banget, gue jadi ikutan semangat lagi. Kemarin aja 250 anak tangga di Bromo sukses gue daki, kenapa sekarang nggak? Haha sekalian olahraga bakar kalori ayam Nando's kemarin hahaha.

272 steps to climb, so take it slow so you don't get out of breath
Setelah 15 menit pendakian (ternyata cepet juga yak) gue nyampe juga di atas. Agak-agak stingy, campuran bau kotoran burung dan kelelawar agak-agak mengganggu indera penciuman.

Udah nyampe atas pun ternyata masih harus naik tangga lagi ke kuilnya. Tjapee deeehhhh kakak

 Lalu sebenernya ada apa sih di dalemnya???

Ada temple

Ada gua


Ada BANYAK monyet
Pesan moral : Jangan berharap berlebihan. Semakin rendah harapan lo, semakin bahagia elo. Walaupun gue udah naik 272 anak tangga dan cuma dapet pemandangan kuil di dalem gua beserta monyet-monyet nyebelin itu, tapi gue udah gak penasaran sekarang dan gue bisa membuktikan kalau gue bisa naik ke atas sana. Ngelewatin anak-anak tangga tersebut sendirian hiks.


9. IKEA

Lokasi IKEA ini cukup jauh dari pusat kota karena terletak di Kota Damansara, ke arah Petaling Jaya, Selangor. Jadi dari Batu Cave kita naik kereta lagi sampai ke ujung (pokoknya dari ujung ke ujung) lalu lanjut naik taksi atau free shuttle bus khusus ke dari terminal Kelana Jaya ke IKEA 

Di Stasiun LRT Dangwangi ini belilah tiket menuju stasiun paling ujung / akhir yaitu Kelana Jaya. Lalu turun dan menyebrang ke terminal bus dan naik shuttle bus ke IKEA atau bis biasa juga bisa


The Famous Swedish Meatball IKEA

Small yet cute living room. Homey.


Tepar nungguin taksi setelah ngiterin IKEA

10. Bukit Bintang


Bukan, ini bukan Bukit Bintang yang Bandung ko. Bukit Bintang isinya adalah jejeran jejeran toko dan mall besar seperti di Orchard Road, Singapore. Apabila kita memasuki daerah Bukit Bintang, kita akan langsung merasakan atmosfer yang tidak beda jauh dari Orchard Rd Singapore, yaitu banyaknya pejalan kaki yang berlalu –lalang di jalanan, entah turis ataupun masyarakat yang sedang menuju ke kantor mereka masing-masing. Hal lain yang dapat langsung dilihat adalah begitu padatnya pusat perbelanjaan di daerah Bukit Bintang ini seperti Pavilion, Fahrenheit dan Lot 10 disamping toko-toko kecil di sekelilingnya.

Selain itu juga ada KLCC-Pavilion Walkaway sebagai jalan tertutup yang menghubungkan Pavilion dan KLCC. Jangan lupa untuk mampir ke stall Garret Popcorn. Popcorn yang berasal dari Chicago, Amerika Serikat ini merupakan item oleh-oleh favorit ketika melakukan wisata kota di Kuala Lumpur ataupun Singapore karena rasanya yang enak dan kemasannya yang unik untuk dijadikan oleh-oleh.






Favorit gue adalah yang caramel, atau kalo suka yang asin bisa pilih cheese atau chicago mix (cheese & caramel)

11. LCCT (Low Cost Carrier Terminal)


Niat dari awal untuk trip ini adalah sengirit mungkin karena berhasil dapetin tiket promo. Tapi apalah daya, gue ketinggalan pesawat hahaha. Jadi tiger airways itu gak bisa check in online, jadilah gue nyampe sana mepet (kebiasaan) dan ternyata pas gue nyampe counter check in-nya udah sepi.

Awalnya bengong pas petugasnya bilang counter check in sudah tutup. Gue bilang "tapi kan ini masih jam 10.30, boardingnya masih lama" tapi dia bilang "kita sudah tutup 5 menit yang lalu" 

FAK. Gue telat 5 menit dan gue harus rela kehilangan 350ribu gue untuk membayar keterlambatan gue 5 menit itu.

Lalu setelah gue sadar, gue baru nanya lagi "Terus flight ke Jakarta ada lagi kapan?" dan petugasnya bilang "Tomorrow". WHAT??!!

Then, she said "you can go to Air Asia counter, they have another flight for today"

Hmmm okay. Akhirnya gue ke counter Air Asia dan next flight masih 3 jam lagi. Krik krik. Setelah membayar 240 RM, gue langsung self check in dan masuk ke boarding room, padahal laper pengen makan dulu, tapi udah trauma takut telat lagi haha.

Pesan moral kedua : Jangan mepet-mepet berangkat ke bandara. Mendingan nunggu lebih lama daripada harus rugi kehilangan tiket pesawat dan harus beli baru lagi. Untung cuma Kuala Lumpur-Jakarta, coba New York-Jakarta gitu, ngegembel aja lo disana gak bisa pulang hahaha. Gpp sih, ini bakal jadi kebodohan lainnya yang akan seru diceritain pas gue tua nanti :))

Selalu ada pembelajaran dari setiap perjalanan, tinggal gimana kita menyikapinya, mau positif atau negatif, mau dibawa fun and let it go atau dipikirin terus dan dibawa stres. But somehow, it all has passed too and everything is fine in the end, right?

08 March 2014

Malang - Bromo

3 comments
Sebenernya trip ke Malang-Bromo ini adalah trip dadakan. Rencana sih emang udah lama pengen ke Bromo tapi budget dan waktu belom mengizinkan. Sampai pada saat ada project di Surabaya dan gue kebagian ke sana. Jadinya setelah diatur sana sini, jadilah gue berangkat hari Sabtu pagi ke Surabaya, lalu meneruskan perjalanan ke Malang naik travel.


huehehehe gaya pake koper dan naik Garuda, biasanya gendong ransel dan nongkrong di terminal 3 :p

Gue naik travel Siluet, teleponnya 081555736363 hasil rekomendasi dari temen gue yang tinggal di Malang. Dijemput langsung di bandara Juanda dan dianterin sampe depan rumah temen gue yang di Malang. Bayarnya 80.000 naik mobil sedan Altis haha dan sendirian pula ga ada penumpang travel lainnya, sedangkan kalau naik bis dari Surabaya ke Malang 50.000, belom lagi ongkos taksi dari bandara Juanda ke kota Surabaya, kalo diitung-itung lebih praktis dan hemat naik travel itu hihihi.




Nyampe di Malang langsung makan siang di bakso Ijen di jalan Pahlawan bareng sama Hanifah dan Amira, adeknya Hanifah. Rasanya manis manis gitu. Jadi baksonya dibakar terus dibumbuin kecap sama sambel. Terus dikasih kuah kayak mie ayam, kuahnya dipisah. Dimakan bareng lontong. Nothing special but nice to try hehe karena kan ga ada yang kayak begitu di Jakarta :D


Penampakan bakso Ijen


bareng Ipeh

Sampai sore kita masih nunggu kepastian dari temen kuliah gue, Marthin yang katanya mau ikut nemenin gue dan Ipeh ke Bromo haha. Tapi doi sibuk banget pake acara masih meeting di Surabaya. Jadilah gue jalan-jalan ke kota Batu, Malang sekalian makan malem.



3000 rupiah udah bahagia 
rintik hujan gerimis ihiy malem mingguan ala kota Batu Malang
Dari sore karena kita masih bingung Marthin bisa nemenin atau nggak, akhirnya gue berinisiatif untuk menghubungi travel agent ke Bromo gitu. Sebenernya bukan travel agent juga sih. Gue liat contactnya di twitter udah agak lama dan untungnya gue favoritin.



Yap. Cuma 250.000 rupiah saja per orang, meeting point di Malang. All destinasi di Bromonya.

Gue sih waktu itu ke Penanjakan untuk liat sunrise - Kawah Bromo - Pasir Berbisik - Bukit Teletubies (beneran ini namanya loh hahaha)

Akhirnya Marthin ikut juga dan kita jemput dia naik taksi ke kosannya, lalu kita barengan ke stasiun kota Malang tempat meeting point untuk naik Jeep ke Bromo.

Jam 11 malem kita menuju meeting point. Perjalanan sekitar 3 jam, dan gue berusaha untuk tidur di jalan. Karena gue bener-bener kurang tidur banget. Malem sebelum flight ke Surabaya gue pulang lembur jam 1 pagi, dan jam 4 pagi gue udah harus berangkat ke airport untuk ngejar flight jam 6.

Untung gue tipikal yang gampang tidur dimana aja, apalagi di perjalanan. Jadi gue tidur di pesawat Jkt-Sby, di mobil travel dari Sby-Malang dan di jeep dari Malang-Bromo hahaha.

Work hard, travel harder. They said.

Sesampainya di Bromo jam 3 pagi gue bener-bener menggigil, secara gue gak tahan dingin. Apalagi itu abis hujan, subuh-subuh, dan di atas gunung. Dinginnya lebih dingin dari pas gue autumn di Amsterdam. Mungkin sekitar 10 derajat kali ya pas di Bromo.

Bener-bener harus prepare jaket tebel atau coat, syal dan sepatu plus kaos kaki. Gue ke Bromo ini udah lapis 3 dan masih tetep nyewa coat parasut tebel disana seharga 20.000 haha daripada gue gak bisa menikmati sunrise karena kedinginan.


Sunrise

Pemandangan dari Penanjakan



Sebelum nanjak


Kuda poni hihi


Amira. Ini anak semangat banget nanjak Bromo. Gue kewalahan ngejarnya hahaha jompo


Amira. Hanifa. Gue. Marthin


Pasir berbisik Bromo


Jeeps


Bukit Teletubies


Bukit Teletubies 2. JUMP!


Cieh 


Maap selfie dikit


Padang Savana Bromo
Muka capek tapi tetep gaya


Ratusan anak tangga menuju kawah Bromo. DONE!


Akhirnya sampe atas juga. Perjuangan banget melawan rasa capek dan badan sakit-sakit habis lembur seminggu dihajar naik gunung hahaha tapi puas Alhamdulillah :)

Budget gue untuk trip Bromo kali ini :

- Travel Surabaya-Malang-Surabaya Rp. 160.000
- Paket Jelajah Bromo Rp 250.000 (including jeep & for all destination)
- Jalan-jalan di Malang (makan, oleh-oleh, etc) Rp 100.000

Totalnya cuma Rp 510.000 hehehe. Murah kan? Gak termasuk pesawat ya tentunya karena dibayarin kantor hahaha :D

See ya in the next trip.

Kuala Lumpur, Malaysia!