29 September 2010

0 comments

27 September 2010

anakmu bukan anakmu

0 comments

“Anak adalah kehidupan, mereka sekedar lahir
melaluimu tetapi bukan berasal darimu.
Walaupun bersamamu tetapi bukan milikmu,
curahkan kasih sayang tetapi bukan memaksakan pikiranmu
karena mereka dikaruniai pikirannya sendiri.
Berikan rumah untuk raganya, tetapi tidak jiwanya, karena
jiwanya milik masa mendatang, yang tak bisa kau datangi
bahkan dalam mimpi sekalipun.
Bisa saja mereka mirip dirimu, tetapi jangan pernah
menuntut mereka jadi seperti sepertimu.
Sebab kehidupan itu menuju ke depan, dan
tidak tenggelam di masa lampau.
Kaulah busur, dan anak-anakmulah anak panah yang melucur.
Sang Pemanah mahatahu sasaran bidikan keabadian.
Dia menentangmu dengan kekuasaanNya,
Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.
Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat
Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap”.

14 September 2010

Don't judge them

0 comments


Suatu ketika dulu
Aku pernah dihanyut asmara

Tapi tak pernah ku tenggelam
Karena kekuatan cintamu
Menjadi perahu dan dayungku

Hanya engkaulah yang mampu
Melenyapkan ragu menjadi tahu
Memupuskan kelu menjadi deru

Hanya engkaulah yang bisa
Menggantikan tawar menjadi rasa
Menghadirkan tiada menjadi ada

Karena hanya engkaulah...
Lelaki terindah di hidupku

Seorang pria tampan dan gagah menghampiri si penulis, Andrei Aksana di bandara Soekarno-Hatta. Berikut percakapannya :
"Hanya kau yang bisa menuliskan kisah cinta ini. Hanya kau yang bisa membuat kisah cinta ini mengharukan, bukan kisah cinta yang disisihkan, dicela, dicemooh. Hanya kau yang mampu menjadikan kisah cinta ini indah dan bernilai."

"Maaf, cinta seperti apa yang kau maksud?"

"Aku mencintai seorang laki-laki. lelaki terindah. Aku mencintainya dengan sepenuh hatiku. pertama dan terakhir dalam hidupku."

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jeng jeng jeng.
Pas pertama kali saya baca sinopsis di belakang buku ini, isinya adalah puisi di atas. Saya sudah menyangka sebelumnya kalau novel ini bercerita tentang kehidupan percintaan kaum minoritas di negeri ini, ya, kaum homoseksual atau pecinta sesama jenis dan dalam kasus ini adalah gay.

Saya sering penasaran dengan kasus ini, baik gay maupun lesbian. Makanya saya suka mencari tau lewat buku-buku atau browsing internet. Kebetulan pas di Gramedia, saya melihat buku ini dan karena ada cap bestsellernya, saya jadi tertarik untuk membelinya.

Membaca buku ini membuat saya menjadi open minded, ada banyak perbedaan di dunia, ada banyak hal-hal yang tidak bisa dipaksakan untuk dijelaskan dengan akal sehat, rasionalitas maupun logika. Ada pertanyaan-pertanyaan yang terkadang tidak bisa dijawab. Dari sekian banyak pertanyaan itu, salah satunya adalah tentang cinta. Mengutip puisi di buku ini "Aku mencintaimu karena aku mencintaimu. Tak perlu alasan lain." Cinta atau kasih sayang sudah menjadi fitrah dan naluri manusia, mungkin kita tidak saling kenal, tapi kita bisa tersenyum saat berpapasan, meminta tolong saat kebingungan tersesat di jalan, dan berterima kasih pada orang yang sudah menolong kita, padahal kita gak kenal orang itu tapi kenapa kita bersikap baik sama mereka? Ya, karena itu salah satu bentuk kasih sayang sesama manusia yang paling simpel. Begitu juga yang saya tangkap dari percintaan sesama jenis, mereka saling menyayangi dan mengasihi. Persis sama seperti pasangan berbeda jenis, cewek-cowok, mereka seperti orang pacaran biasa, saling perhatian, saling sayang, dsb. 

Memang benar, hal itu tidak diperbolehkan dalam agama, melanggar norma masyarakat oleh karena itu mereka cenderung sembunyi-sembunyi menjalani hubungan mereka. Bagian di novel ini yang membuat saya tersentuh adalah saat mereka mengatakan ke orang tua mereka kalau mereka mencintai sesama jenis, orang tua merasa tidak terima, marah, tidak percaya dan terhina memiliki anak yang salah kaprah seperti itu. Padahal hal ini juga tidak terlepas dari pola asuh dan didikan orang tua terhadap anak. Dalam beberapa kasus yang saya temui, mereka yang memiliki penyimpangan perilaku seksual ini adalah anak-anak yang memiliki masalah di rumah saat mereka kecil, seperti kekerasan rumah tangga, tidak mempunyai ayah atau ibu, karena meninggal atau bercerai sehingga mereka tidak mempunyai contoh teladan laki-laki dewasa atau perempuan dewasa pada masa kecilnya, pola asuh terhadap anak yang keras dan otoriter atau justru sebaliknya terlalu dimanjakan, orang tua yang tidak pernah ada di rumah sehingga anak merasa kesepian, dll. Itu beberapa kasus yang saya temui secara langsung di sekitar saya. Tapi ada juga yang terbawa oleh lingkungan, ketika ada seseorang yang melindungi dan peduli terhadap dia, maka orang yang tadinya normal juga bisa terbawa perilaku tersebut karena merasa dilindungi dan disayangi, seperti yang diceritakan di buku Lelaki Terindah ini.

Jujur saya adalah orang yang berpikiran liberal, saya tidak menjudge mereka yang berperilaku seperti itu, walaupun kalau ditanya dari sudut pandang agama, saya tidak bisa mengingkari ayat-ayat Al Qur'an bahwa hal tersebut memang tidak bisa dibenarkan. Tapi saya tidak akan menjauhi mereka atau menganggap mereka virus dan sebagainya seperti yang orang lain lakukan. Bukankah setiap orang berhak jatuh cinta? Saya yakin mereka punya alasan di balik sikap mereka. Just mind your own business, fellow :)




Sudah kualami perih karena kehilangan
Sudah kureguk kecewa karena ditinggalkan
Sudah kudera luka karena dikhianati

Semuanya belum seberapa

Hanya satu derita yang paling menyiksa
Jatuh cinta
Tapi tak bisa memiliki


Andrei Aksana 

13 September 2010

0 comments
You may not be her first, her last, or her only. She loved before she may love again. But if she loves you now, what else matters? She’s not perfect – you aren’t either, and the two of you may never be perfect together but if she can make you laugh, cause you to think twice, and admit to being human and making mistakes, hold onto her and give her the most you can. She may not be thinking about you every second of the day, but she will give you a part of her that she knows you can break – her heart. So don’t hurt her, don’t change her, don’t analyze and don’t expect more than she can give. Smile when she makes you happy, let her know when she makes you mad, and miss her when she’s not there.

--Bob Marley--

02 September 2010

0 comments