14 July 2013

Euro Trip - Day 5 : Lost in Paris

Balik dari Versailles kita naik kereta lagi, rencananya mau ke Musee de Louvre sekedar foto-foto aja karena memang ga mungkin kalo menjelajah ke dalemnya yang katanya butuh waktu berminggu-minggu kalo mau semuanya terjamah.

Kita naik kereta balik dari Versailles ke arah utara Prancis yaitu Louvres. Perasaan gue sih Musee de Louvre itu ya di tengah kota Paris, gak jauh dari Eiffel Tower, tapi ko ini malah menjauh keretanya ke arah utara.


Jadi yauda gue ngikutin aja dulu, sampe akhirnya "meenn ini kayaknya terlalu jauh deh, gak mungkin sejauh ini" dan akhirnya setelah berkompromi kita turun di stasiun Goussainville. 





Disitu kita nanya ke petugas RER, kita bilang mau ke Louvre, terus dia bilang "satu stasiun lagi Louvres", laaahhh salah ngomong kita kayaknya.. Akhirnya gue bilang "Musee de Lourve" -- this place, I pointed out the Musee de Louvre in the map. 


Barulah akhirnya doi ngerti "Ohhh muse de louv, hsjdhsjaiwhw Gard de Lyon hdueuwuqaj metro djushdsja" whatever dia menjelaskan pake bahasa Prancis dan kita ngangguk-ngangguk aja sambil mencoba mengerti. Abis itu baru gue tunjukin peta lagi dan dia nunjukin stasiun tempat transit dan stasiun tempat kita seharusnya turun kalo mau ke city center.


Akhirnya kita turun di staisun transit di Chatelet dan lanjut jalan kaki, karena takut nyasar lagi kalo naik metro hahaha. Padahal ternyata itu lumayan jauh yaa dari stasiun ke Musee de Louvre.


Satu hal lagi yang gue pelajari di Prancis, bahwa jarang banget orang Prancis yang mau berbahasa Inggris di negaranya sendiri, entah mereka sebenernya bisa atau nggak. Tapi mereka ngerti sih kita ngomong apa, cuma tetep aja mereka gamau bales pake bahasa Inggris, kecuali untuk orang-orang yang emang bertugas melayani publik.


Gue udah sering denger dan baca kalo orang Prancis emang terkenal sangat bangga dengan bahasanya sendiri sampai-sampai susah bagi turis untuk bertanya. Istilahnya "Lo lagi di Paris ya lo pake bahasa sini dong".


Jadi tiap nanya stranger di Paris, gue selalu mencoba memulai dan mengakhiri pake bahasa Prancis. Seperti Excusez-moi atau Merci Beacoup. Dan repotnya lagi, even nama tempat aja suka beda antara tulisannya dan pelafalannya, beberapa kali kita bertanya "Do you know where is Louvre? (kita baca hanya Louve), mereka geleng-geleng gatau. Kita stres, sampai kita tau kalo disana dikenalnya "Musee de Louvre" barulah mereka mengerti.


Temen gue juga pernah punya pengalaman mau belanja di Longchamp (dia bacanya longcem). Dia nanya ke beberapa orang disana dan gak ada satupun yang tau, sampai akhirnya dia menuliskan nama Longchamp daaann si orang itu bilang "Ooohh Longsyong" well yes sodara-sodara, susah ya hidup di Perancis, udah harus bisa bahasanya, harus hafal cara baca nama tempat dan lainnya juga. 


Baiklah sampai akhirnya kita di Musee de Lourve. Most popular place after Eiffel Tower in Paris.


Musee de louvre yang awalnya merupakan istana tempat bersemayam para raja dan kaum bangsawan Perancis kink menjadi salah satu museum terbesar dan paling sering dikunjungi di dunia.


Di tengah pelatarannya berdiri piramida kaca rancangan Leoh Ming Pei, arsitek Chinese American. Awalnya piramida ini sempat dikecam keras karena bentuknya kontemporer dan dianggap bertabrakan dengan gaya arsitektur bangunan utama. 

Artefak yang disimpan disini berasal dari rentang waktu yang panjang. Mulai dari jaman prasejarah sampai abad ke 19. 

Sebut saja Monalisa yang fenomenal, patung Venus de Milo, benda-benda Mesir kuno, peninggalan budaya islam dan lainnya.













Jamila - Sarah - Gue

Waktu gue dan Sarah lagi asik foto-foto, tiba-tiba ada cewek seumuran kita atau lebih tua mungkin nyolek Sarah yang waktu itu lagi motoin gue. Sarah dan gue pun bingung, dia ngomong pake bahasa Prancis sambil cengengesan sama pacarnya. Gue sama Sarah bengong aja, abis itu kita lanjut foto-foto. 


Sampai akhirnya cewek itu nyamperin kita. Dia nanya kita dari mana asalnya, Indonesia atau Malaysia dia nebaknya. Gue bilang kita dari Indonesia, dan kita ngobrol panjang lebar. Dari situ kita kenalan, namanya Jamila Raiss, asal Maroko. Dia sebenarnya muslim, kuliah di Paris 4 Sorbonne (oh gosh!) dan tinggal di Paris sejak kecil. Kita berfoto (photo above taken by her boyfriend) dan bertukar facebook.


Jamila bilang kalo taun depan dia mau travelling ke Indonesia dan Malaysia. Sendirian. Gila ini cewek berani banget hahaha keren.


Well, karena kita buru-buru dikejar waktu gala dinner jam 8 malem di Eduoward 7, kita pamit ke Jamila dan pacarnya. Padahal dia ngajak kita jalan-jalan ke Champs Elysees. 


Dari Louvre kita jalan naik Metro ke tempat gala dinner. Sempet nyasar lagi dan nyari-nyari alamat restoran, udah capek banget padahal. Untungnya di tengah jalan Sarah ngeliat bisnya dan Alhmadulillahnya ada supir bisnya yang akhirnya nunjukin kita ke tempat restoran gala dinnernya.



The very delicious escargot

Ini seafood semuanya dingin fresh dari kulkas gue rasa. Kepitingnya juara!

Beef steak for main course

2 comments:

Unknown said...

yeayy..!!! selamat, akhirnya Anda sampai juga di Musee de Louvre. Apa bacanya tadi? hehehee.... gue follow blog lo ya, Den :)

Denna Reliadi said...

Hahaha iyaaa mba rifka waktu itu pdhl dikit lagiii nyampe Musee de Louvre. Ah tapi aku ga kesana pas malem, kaki udah lecet soalnya :(

Post a Comment