Enjoy these videos. Don't forget to prepare a box of tissues.
26 December 2012
20 December 2012
Payung Teduh
My currently favorite
video.
Untuk
Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan
Song
& Lyric : Is
Tak terasa
gelap pun jatuh
Diujung
malam menuju pagi yang dingin
Hanya ada
sedikit bintang malam ini
Mungkin
karena kau sedang cantik-cantiknya
Lalu mataku
merasa malu
Semakin
dalam ia malu kali ini
Kadang juga
ia takut
Tatkala
harus berpapasan ditengah pelariannya
Di malam
hari
Menuju pagi
Sedikit
cemas
Banyak
rindunya
15 December 2012
Fun Quiz
Posted by
Denna Reliadi
at
Saturday, December 15, 2012
Labels:
emotional intelegence,
personal,
psychology
0
comments
RULES:
1. Open this website : http://www.quizbox.com/personality/test82.aspx
2. Take the Personality Quiz (it's VERY short and easy, really)
3. Copy Paste the result to your blogpost.
4. Tag your friends including me
5. Have Fun! =*
1. Open this website : http://www.quizbox.com/personality/test82.aspx
2. Take the Personality Quiz (it's VERY short and easy, really)
3. Copy Paste the result to your blogpost.
4. Tag your friends including me
5. Have Fun! =*
Your view on yourself:
You are down-to-earth and people like you because you are
so straightforward. You are an efficient problem solver because you will listen
to both sides of an argument before making a decision that usually appeals to
both parties.
The type of girlfriend/boyfriend you are looking for:
You are not looking merely for a girl/boyfriend - you are
looking for your life partner. Perhaps you should be more open-minded about who
you spend time with. The person you are looking for might hide their charm
under their exterior.
Your readiness to commit to a relationship:
You are ready to commit as soon as you meet the right
person. And you believe you will pretty much know as soon as you might that
person.
The seriousness of your love:
You are very serious about relationships and aren't
interested in wasting time with people you don't really like. If you meet the
right person, you will fall deeply and beautifully in love.
Your views on education
Education is very important in life. You want to study hard
and learn as much as you can.
The right job for you:
You're a practical person and will choose a secure job with
a steady income. Knowing what you like to do is important. Find a regular job
doing just that and you'll be set for life.
How do you view success:
You are afraid of failure and scared to have a go at the
career you would like to have in case you don't succeed. Don't give up when you
haven't yet even started! Be courageous.
What are you most afraid of:
You are concerned about your image and the way others see
you. This means that you try very hard to be accepted by other people. It's
time for you to believe in who you are, not what you wear.
Who is your true self:
You are mature, reasonable, honest and give good advice.
People ask for your comments on all sorts of different issues. Sometimes you
might find yourself in a dilemma when trapped with a problem, which your heart
rather than your head needs to solve.
That's mine. How about yours? ;)
06 December 2012
First Time I Met Him
Posted by
Denna Reliadi
at
Thursday, December 06, 2012
Labels:
conversation,
daily life,
freunde,
love,
personal
1 comments
He is a friend of mine. I had
first time met him when my friend introduced me to him in some meeting. I was
so young, clueless, and innocent back then. Let’s just say that we were the
victims of a match-making fiesta by good willed relatives.
We made a conversation just to
eliminate the ambush silence between us and it was me that started the
conversation.
The conversation keep going and
one day, it ended up on the messenger for every night and day.
He, a playful and nice person.
Combine with witty and funny made him as an additional attractive spectrum
color for brighten my day.
He was nice enough to find a
love and nicer still to be thinking on a long term-basis with her. He never
gave me a chance to ‘no’ him. I’ll never forgive him for that.
“So, I was remembered as a
spoiled girl for you?”
Leave Myself Behind
For every step I take towards you
You take none
And so I take two back
For every step I take towards you
I walk further away from you
03 December 2012
Toshi
Posted by
Denna Reliadi
at
Monday, December 03, 2012
Labels:
conversation,
daily life,
freunde,
travelling,
working life
0
comments
As I write this blog, I can't
stop smiling. Hahaha.
Jadi tadi gue in charge dalam CLT (semacam fieldwork) dan klien gue dari Jepang. His name is Toshi. He is cute and funny.
Dari meeting hari Jum'at lalu di Plaza Senayan sama client. Mereka bilang akan ada orang dari head office mereka di Jepang yang akan datang dan inspeksi CLT.
Jadi dengan SOP yang seabrek-abrek dan baru itu, akhirnya senior gue pun sampai gak jadi cuti karena ini adalah project pertama yang mendatangkan klien dari Jepang itu. If they are satisfied with us, then they will give all of the projects to us.
Lalu pada hari H pelaksanaan CLT, ternyata gue ga bisa ikut in charge karena banyak kerjaan di kantor yang harus gue selesaikan. Jadilah hanya senior gue aja.
But then, sekitar satu jam senior gue disana, dia nelfon kalo dia dipanggil meeting sama bos untuk ke klien lainnya dan gue harus kesana menggantikan dia in charge.
Sampai di tempat CLT, gue dikenalin dengan beberapa klien yang baru gue kenal. Dua diantaranya udah ketemu pas gue meeting, dua lagi adalah orang brand management dan si Jepang ini.
Gue ngiranya orang Jepang ini akan seperti bapak-bapak, berkumis tipis, bermuka judes dan kaku. Tapi ternyata eh ternyata, orangnya masih muda kayaknya belom ada 30 tahun, ganteng, lucu dan ramaah banget.
Dia cerita kalo dia udah 7 bulan di Jakarta. Sebelumnya dia kerja di bank di Jepang dan dia bilang kalau "finance is boring" so then he choose marketing as his next job. Setelah resign, dia travelling ke beberapa kota di dunia, seperti New York, Chicago, California, dll. Dia bilang dia ga suka sama Amerika karena orangnya not friendly seperti di Indonesia dan Thailand.
Dia bilang dia suka Indonesia dan punya rencana untuk stay di Indonesia. Dia udah ke Bandung, Jogja, Bali, Manado, Banjarmasin, Aceh, dll.
Waktu gue tanya kota mana yang paling dia suka, dia jawab Jogja. Gue kira dia bakal jawab Bali. Dia suka Jogja karena Candi Borobudur dan Prambanan. Dia juga suka Manado karena keragaman agamanya, dia suka Bandung karena udaranya sejuk dan ceweknya cantik-cantik hahaha.
Di pintu salah satu ruangan, ada peta Jabodetabek yang ditempel. Dia ngeliatin itu cukup lama, kayaknya agak menarik perhatiannya. Sampai akhirnya dia ngeh kali ya kalo gue ngeliatin, dan dia bilang "I like reading map" hahaha lucu amat ini orang zzz. Terus gue nanya, "where do you live?" Dia searching pake telunjuknya, hmm "This one. In Ke-red." and I was like he? Kered? "Yes, here!" Ooooohh Karet maksudnyee sodara-sodara. Karet Sudirman situ hahaha.
Dia nanya balik ke gue "And where Denna live?" Sampe akhirnya gue nunjuk Pamulang, dan dia bilang itu jauh banget. Dia nanya gue naik apa kalo ke kantor, dan lain-lain. Lalu kita ngobrol betapa macetnya Jakarta dan dibandingkan dengan Tokyo yang semua transportasinya serba cepat. But he likes live here, in Jakarta and about to find a girlfriend in Indonesia.
Yes, he is still single! Hahaha. Kenapa ye orang semenarik itu masih single. Serius dia lucu and fun to be with, gue aja yang stranger langsung bisa akrab sama dia.
Dia dengan lucunya meragain cara monyet2 jalan dan ngelilingin dia waktu di Manado kalo ga salah apa di Bali ya? Lupa gue. Pokoknya gue laughing out loud, kayak temen lama haha.
I said "Hahahha Toshi you're so funny" dan dia terus melanjutkan ceritanya. Sampai pada akhirnya ada salah satu interviewer yang nyamber, mba itu nanya "Can you speak Mandarin?" Terus mereka ngobrol dikit-dikit pake bahasa Mandarinnya.
Lalu setelah mba interviewer pergi, dia randomly ngomong sendiri bahasa-bahasa asing, kayak "I love you", "Saranghaeyo", terus lebih random lagi dia nanya "What is i love you in bahasa indonesia?" gue bilang "Aku cinta kamu", "and what it is in france? ah i forgot. what it its ya?" gue juga berpikiri keras, gue lupa banget padahal gue tau.
Akhirnya setelah mengumpulkan memori-memori dengan kekuatan bulan, gue inget juga, yaitu "Tu me manques" hahaha. Terus gue ajarin dia juga beberapa bahasa prancis yang gue tau. Jadi kalo misalkan dia suka sama people in France, dia akan bilang itu ahahaha.
Setelah itu pas di pantry, banyak interviewer pada antre untuk ngambil product yang mau ditest. Mereka pada bilang "aduh harus sabar ya ini antrenya lama", lalu si Toshi mengulang-ngulang kata sabar itu.
Gue sampe pengen ketawa. "Do you know what is sabar?" karena dia memang bisa sedikit-sedikit bahasa Indonesia dengan pelafalan yang sangat amat lucu hahaha. Gue bilang "sabar is be patient", "Ooooo oke sabar sabar" kata dia, hahhahaha. "You know new vocab ya", "Yaaa, I will remember it, sabar sabar".
Pas mau pulang tadinya mau gue anter sampe dia nemu taksi, tapi di depan, dia bilang katanya dia mau naik ojek aja. Dia suka naik ojek karena cepet nyampe dan ga macet.
Dia juga ga minta ditemenin dan malah bilang "It is oke if you stay here. I will take a walk and get the ojek over there. It's okey, Denna"
Yaudah karena dia maunya begitu, akhirnya gue salaman. Nanya apakah dia besok akan dateng lagi, dan dia bilang akan nanya ke bosnya dulu, whether he will come or not tomorrow.
I feel like I just met my new (best)friend and I wish we could meet again in another time.
Thank you, Toshi. You really made my day :D
Jadi tadi gue in charge dalam CLT (semacam fieldwork) dan klien gue dari Jepang. His name is Toshi. He is cute and funny.
Dari meeting hari Jum'at lalu di Plaza Senayan sama client. Mereka bilang akan ada orang dari head office mereka di Jepang yang akan datang dan inspeksi CLT.
Jadi dengan SOP yang seabrek-abrek dan baru itu, akhirnya senior gue pun sampai gak jadi cuti karena ini adalah project pertama yang mendatangkan klien dari Jepang itu. If they are satisfied with us, then they will give all of the projects to us.
Lalu pada hari H pelaksanaan CLT, ternyata gue ga bisa ikut in charge karena banyak kerjaan di kantor yang harus gue selesaikan. Jadilah hanya senior gue aja.
But then, sekitar satu jam senior gue disana, dia nelfon kalo dia dipanggil meeting sama bos untuk ke klien lainnya dan gue harus kesana menggantikan dia in charge.
Sampai di tempat CLT, gue dikenalin dengan beberapa klien yang baru gue kenal. Dua diantaranya udah ketemu pas gue meeting, dua lagi adalah orang brand management dan si Jepang ini.
Gue ngiranya orang Jepang ini akan seperti bapak-bapak, berkumis tipis, bermuka judes dan kaku. Tapi ternyata eh ternyata, orangnya masih muda kayaknya belom ada 30 tahun, ganteng, lucu dan ramaah banget.
Dia cerita kalo dia udah 7 bulan di Jakarta. Sebelumnya dia kerja di bank di Jepang dan dia bilang kalau "finance is boring" so then he choose marketing as his next job. Setelah resign, dia travelling ke beberapa kota di dunia, seperti New York, Chicago, California, dll. Dia bilang dia ga suka sama Amerika karena orangnya not friendly seperti di Indonesia dan Thailand.
Dia bilang dia suka Indonesia dan punya rencana untuk stay di Indonesia. Dia udah ke Bandung, Jogja, Bali, Manado, Banjarmasin, Aceh, dll.
Waktu gue tanya kota mana yang paling dia suka, dia jawab Jogja. Gue kira dia bakal jawab Bali. Dia suka Jogja karena Candi Borobudur dan Prambanan. Dia juga suka Manado karena keragaman agamanya, dia suka Bandung karena udaranya sejuk dan ceweknya cantik-cantik hahaha.
Di pintu salah satu ruangan, ada peta Jabodetabek yang ditempel. Dia ngeliatin itu cukup lama, kayaknya agak menarik perhatiannya. Sampai akhirnya dia ngeh kali ya kalo gue ngeliatin, dan dia bilang "I like reading map" hahaha lucu amat ini orang zzz. Terus gue nanya, "where do you live?" Dia searching pake telunjuknya, hmm "This one. In Ke-red." and I was like he? Kered? "Yes, here!" Ooooohh Karet maksudnyee sodara-sodara. Karet Sudirman situ hahaha.
Dia nanya balik ke gue "And where Denna live?" Sampe akhirnya gue nunjuk Pamulang, dan dia bilang itu jauh banget. Dia nanya gue naik apa kalo ke kantor, dan lain-lain. Lalu kita ngobrol betapa macetnya Jakarta dan dibandingkan dengan Tokyo yang semua transportasinya serba cepat. But he likes live here, in Jakarta and about to find a girlfriend in Indonesia.
Yes, he is still single! Hahaha. Kenapa ye orang semenarik itu masih single. Serius dia lucu and fun to be with, gue aja yang stranger langsung bisa akrab sama dia.
Dia dengan lucunya meragain cara monyet2 jalan dan ngelilingin dia waktu di Manado kalo ga salah apa di Bali ya? Lupa gue. Pokoknya gue laughing out loud, kayak temen lama haha.
I said "Hahahha Toshi you're so funny" dan dia terus melanjutkan ceritanya. Sampai pada akhirnya ada salah satu interviewer yang nyamber, mba itu nanya "Can you speak Mandarin?" Terus mereka ngobrol dikit-dikit pake bahasa Mandarinnya.
Lalu setelah mba interviewer pergi, dia randomly ngomong sendiri bahasa-bahasa asing, kayak "I love you", "Saranghaeyo", terus lebih random lagi dia nanya "What is i love you in bahasa indonesia?" gue bilang "Aku cinta kamu", "and what it is in france? ah i forgot. what it its ya?" gue juga berpikiri keras, gue lupa banget padahal gue tau.
Akhirnya setelah mengumpulkan memori-memori dengan kekuatan bulan, gue inget juga, yaitu "Tu me manques" hahaha. Terus gue ajarin dia juga beberapa bahasa prancis yang gue tau. Jadi kalo misalkan dia suka sama people in France, dia akan bilang itu ahahaha.
Setelah itu pas di pantry, banyak interviewer pada antre untuk ngambil product yang mau ditest. Mereka pada bilang "aduh harus sabar ya ini antrenya lama", lalu si Toshi mengulang-ngulang kata sabar itu.
Gue sampe pengen ketawa. "Do you know what is sabar?" karena dia memang bisa sedikit-sedikit bahasa Indonesia dengan pelafalan yang sangat amat lucu hahaha. Gue bilang "sabar is be patient", "Ooooo oke sabar sabar" kata dia, hahhahaha. "You know new vocab ya", "Yaaa, I will remember it, sabar sabar".
Pas mau pulang tadinya mau gue anter sampe dia nemu taksi, tapi di depan, dia bilang katanya dia mau naik ojek aja. Dia suka naik ojek karena cepet nyampe dan ga macet.
Dia juga ga minta ditemenin dan malah bilang "It is oke if you stay here. I will take a walk and get the ojek over there. It's okey, Denna"
Yaudah karena dia maunya begitu, akhirnya gue salaman. Nanya apakah dia besok akan dateng lagi, dan dia bilang akan nanya ke bosnya dulu, whether he will come or not tomorrow.
I feel like I just met my new (best)friend and I wish we could meet again in another time.
Thank you, Toshi. You really made my day :D
19 November 2012
See More Clearly and Listen More Carefully
Posted by
Denna Reliadi
at
Monday, November 19, 2012
Labels:
article,
emotional intelegence,
essay,
opini
0
comments
Jadi
orang yang open minded, apalagi di Indonesia itu kayaknya sesuatu yang keren.
Karena dari lahir kita banyak dicekokin sama budaya-budaya yang sangat kental,
nilai-nilai keagamaan bahkan kepercayaan-kepercayaan aneh dari jaman nenek
moyang; pamali perawan duduk di depan pintu katanya jodohnya susah, pamali
gunting kuku di malam hari karena katanya bisa memperpendek umur dan
lain-lain yang makin ga masuk di akal.
Kita juga terbiasa berteman dan berkumpul dengan orang-orang yang
memiliki kesamaan kepercayaan dan nilai-nilai seperti yang kita percaya,
biasanya. Oleh karena itu, akan sulit ketika kita berhadapan dengan hal-hal
baru dalam hidup kita. Walaupun kita berusaha untuk open-minded, tapi
sebenarnya kita hanya berpura-pura bersikap seperti itu.
I'd like to say I'm fairly open-minded person, but, like most
people, I do have some pretty strong views about spesific topics and find it
hard to sway those opinions -- no matter how others might try to persuade me.
Topik itu mungkin berkisar antara agama, topik yang gak bisa diganggu gugat
walaupun gue sangat menghormati kepercayaan agama lain.
Of course, I fully believe that having strong beliefs can be
wonderful thing and I believe we should all stay true to what we believe in,
but having strong beliefs doesn't have to mean having a close mind.
Maybe being an open-minded person is easier when you're careless
hahaha. I mean when you have a strong point of view about something but then
somebody try to persuade you to have another perspective and you don't give a
damn about it - that's it. You just listen to them and nodded "Yea dude, I
get your point" whilst in fact, you just too lazy to confuting them.
It's okay to disagree with the thoughts or
opinions expressed by other people. That doesn't give you the right to deny any
sense they might make. Nor does it give you a right to accuse someone of poorly
expressing their beliefs just because you don't like what they are saying.
Learn to recognize good writing when you read it, even if it means overcoming
your pride and opening your mind beyond what is comfortable.
Though it can be tough to do sometimes but you'll find that when
you open your mind, you will reap a lot of rewarding benefits.
Dengan bersikap open minded, kita memiliki kesempatan untuk mengubah
apa yang kita pikirkan dan bagaimana pandangan kita terhadap dunia. Bisa lebih
berkompromi dengan banyak hal-hal aneh di sekitar kita. Kita bisa lebih banyak
tau dan belajar sesuatu. Belajar menghargai orang lain yang memiliki pandangan
berbeda dengan kita.
Gimana caranya biar bisa lebih open-minded? Bertemanlah dengan
banyak orang dari berbagai kalangan, banyak baca buku karena disitu banyak
sudut pandang orang lain, dengan baca buku juga kita bisa tau kehidupan
orang-orang dengan banyak perspektif di dalamnya dan bagaimana mereka mengatasi
masalah. Atau travelling, banyak melihat sekitar dan jadi lebih peka.
Pikiran kita bisa lebih terbuka dengan banyaknya pengalaman
melihat dan mendengarkan.
Open your eyes widely and see more clearly.
Put your ears sensitively and listen more carefully.
25 October 2012
About Loving You
Loving you feels like
learning a foreign language. At first it doesn’t make any sense to me and I
don’t understand what I keep doing wrong. I’m flustered and I sound stupid. But
the point of learning a language is that the more time you spend with it, the better
you get.
Being in love with you feels like learning more about you, what you like, what you don’t like. Loving you feels like being out and seeing something that reminds me of you.
Love is like being fluent in you..
Being in love with you feels like learning more about you, what you like, what you don’t like. Loving you feels like being out and seeing something that reminds me of you.
Love is like being fluent in you..
15 October 2012
Single and Married Life
Posted by
Denna Reliadi
at
Monday, October 15, 2012
Labels:
daily life,
love,
opini.,
random thought
0
comments
Ceritanya
hari minggu yang cerah itu gue iseng keliling Jakarta main sama temen gue. Dari
mulai nemenin dia ke dokter gigi di daerah Cempaka Putih, lalu gue medical
check up di daerah Matraman, lanjut makan soto mie di pinggir jalan tapi enak
banget daerah Gambir. Lanjut lagi agak ke selatan, Pacific Place. Maklum, temen
gue ini belom pernah ke mall yang ngehip di Jakarta itu hahaha dan akhirnya
kita berujung di sana.
Terus secara kita masih kembung abis makan soto mie pake nasi dan
satu gelas besar es kelapa muda di daerah Gambir itu, mau nonton juga masih jam
11, akhirnya kita end up duduk-duduk cantik sambil ngemil pancake di Pancious.
Ngobrol ngalor-ngidul tentang kehidupan setelah kita kerja
sekarang, tentang usaha dia buat move on dari mantannya, tentang pacarnya yang
sekarang sibuk sampai gak punya waktu buat dia. Lalu tentang gue dan kerjaan
gue, tentang gebetan-gebetan lucu gue hihi. Tentang kenangan-kenangan masa
kuliah di Bandung yang selalu dan selalu gak pernah bisa habis untuk dibahas.
Yah itulah.
Sambil ngobrol-ngobrol dan makan, gue merhatiin orang di sekitar
situ. Di samping meja gue, isinya anak-anak ABG cewek yang rame banget
ngobrolnya, gue rasa mereka lagi merayakan ulang tahun salah satu temannya, gue
menerka-nerka sama temen gue "Kira-kira mereka SMA, kuliah atau kerja
ya?", dilihat dari gaya berpakaian dan asesoris yang mereka pakai sih
sepertinya mereka anak kuliahan semester 3 lah, tapi mukanya tua sih hahaha
jadi antara 3 atau 5 atau malah lagi skripsi? entahlah.
Yang menarik adalah apa yang gue temukan di depan gue. Bahkan
sempat gue ambil fotonya :
Dua
orang insan muda yang sedang menjalin cinta. Oke, bukan. Sepertinya dua orang
ini hanya berteman atau bersahabat, atau lagi pendekatan? Dari gaya dan table
mannernya, kelihatan cewek ini adalah cewek yang hmm mungkin sedikit high
maintainance, classy dan elegant. Umurnya gue tebak antara 28-30an. Sedangkan
cowoknya lebih cuek, makannya juga santai, gak pake manner-manneran, gaya
bicaranya juga santai dan terbuka. Beda sama ceweknya yang terlihat lebih
jaga sikap.
Gue dan temen gue iseng menerka-nerka apa yang kira-kira sedang
mereka bicarakan? Tentang pekerjaan kah? Masa depan? Masa lalu? Atau masa
sekarang? Tidak mungkin kalau soal pekerjaan karena itu hari minggu, lalu
tentang apa? Di sini cowoknya lebih banyak berbicara, ceweknya lebih banyak
diam mendengarkan. Oh well, menurut gue kalo misalkan cowok itu lagi pdkt, dia
akan gagal. Karena satu kunci deketin cewek itu adalah : be a good listener.
Dari jari tangan mereka, gue gak melihat ada cincin kawin melingkar, jadi gue ambil kesimpulan sementara kalau dua orang ini belom married, dan dari bahasa tubuhnya juga sepertinya belom pacaran.
Mereka terlihat santai, ngobrol, ketawa-ketawa. Terlihat sangat menikmati orbrolan mereka. Lepas.
Lepas dari mengamati pasangan ini, pandangan
gue beralih lagi ke meja berikutnya :
Pasangan muda, berbaju kompak
merah-merah. Mereka membawa dua anak, keduanya laki-laki kalau gue tidak
salah. Umur mereka gue tebak lebih muda dibandingkan pasangan sebelumnya,
sekitar 25-27an, atau gaya mereka berpakaian aja ya yang membuat mereka terlihat
lebih santai dan casual?
Saya melihat mereka sedikit sekali ngobrol, mereka sibuk dengan
anak mereka. Mungkin karena anak-anaknya masih kecil, sekitar 3-4 tahun, makan
pun masih harus disuapin. Boro-boro ngobrol seru kayak pasangan yang
sebelumnya, pasangan ini makan buat dirinya sendiripun susah karena ngurusin
anaknya. Kayak keliatan stres gitu.
Beda? Banget. Ekspresi si pasangan merah-merah ini juga terlihat
tidak bahagia, kelelahan, tidak sumringah seperti pasangan sebelumnya. Mungkin
kelelahan mengurus bayi? Bahagia kah mereka?
Temen gue yang sarjana sosiologi pernah bilang "Kalo udah
nikah itu orientasinya bukan cinta lagi atau pasangan, tapi lebih ke tanggung
jawab membesarkan anak-anak. Jadi semakin tua usia pernikahan, cinta bisa jadi
makin pudar dan hilang di antara pasangan."
Menurut gue, sesibuk-sibuknya pasangan menjadi orang tua, tapi
mereka harus juga menyempatkan diri untuk having quality time dengan
pasangannya saja. Menghabiskan waktu berdua kayak waktu pacaran dulu hehehe.
Jadi ikatan pernikahan juga makin kuat walaupun sudah termakan usia.
Aseekk. Ngomong apa lo, Den? Kayak yang udah nikah aja hahaha.
*brb cari calon suami*
09 October 2012
Review Perahu Kertas 2
Perahu Kertas 2
Oke
gue nangis hampir sepanjang film nontonnya.
Cengeng
banget sih lu, Den. Iya emang, bodo amat.
Tapi
iya, gue dapet banget pesan dari film ini. Sori gue gak bahas Perahu Kertas 1
sebelumnya, karena menurut gue itu cuma prolog aja. Keseluruhan isi film bisa
didapat dari Perahu Kertas 2.
Cerita
tentang Kugy, Keenan, Remi dan Luhde ini adalah tentang keikhlasan melepaskan
seseorang yang kita cintai dan keberanian kita untuk jujur pada hati kita
sendiri.
Kugy
dan Keenan, mereka diam-diam saling jatuh cinta apa adanya. Melalui kecocokan
pemikiran dan kesamaan bakat seni. Kugy yang suka menulis dongeng dan Keenan
yang suka melukis. Mereka saling mengerti satu sama lain, bahkan mereka
memiliki radar neptunus yang selalu menghubungkan mereka. Tapi hanya sebatas
itu, sebatas sahabat. Karena tidak satupun dari mereka yang berani
mengungkapkan perasaan mereka sebenarnya.
Keenan
dan Luhde, pasangan serasi kalau kata Remi. Tiga tahun tinggal bersama di Bali
membuat mereka dekat, sama-sama seniman. Tapi Luhde tau, siapa sumber inspirasi
Keenan sebenarnya; Kugy, bukan dirinya.
Kugy
dan Remi, adalah teman sekantor. Mereka pacaran beberapa tahun. Namun, masalah
terjadi ketika Remi menunjukan keseriusan komitmennya dengan memberikan cincin
kepada Kugy. Dimulailah perang batin Kugy dari sini. Antara Remi atau Keenan.
Saat
Kugy galau, Kugy datang ke rumah kakaknya. Kakaknya bilang :
"Gy,
dari dulu kalo lo cerita tentang Keenan ya, gue liat mata lo tuh
berbinar-binar, lo lebih hidup, kayak lo tiba-tiba jadi punya dua nyawa aja
gitu. Sedangkan gue gak liat itu saat lo sama Remi."
Terus
scene ini :
Di
scene ini Kugy bilang :
"Aku
gak mau ya Nan, nanti sepuluh, dua puluh, tiga puluh tahun lagi aku ngerasain
sakit kayak gini saat ketemu kamu. Aku gak mau."
Kugy
akhirnya jujur dengan perasaannya dan menahan Keenan untuk pergi.
Tapi
Keenan terlalu angkuh dengan bilang "Kamu
bisa Gy, kita bisa"
Lalu mereka berpisah dan melanjutkan hidup dengan pasangan masing-masing. Kugy dengan Remi dan Keenan dengan Luhde.
Tapi
pada akhirnya, Remi dan Luhde sadar. Mereka memang memiliki pasangan mereka,
tapi mereka tau bahwa hati pasangannya tidak pernah menjadi milik mereka.
"Ada saatnya cinta harus dilepas, tidak digenggam dengan begitu erat. Bahwa ada saatnya kita tidak perlu berlari, tapi berhenti, melihat sekeliling, dan tersenyum."
"Ada saatnya cinta harus dilepas, tidak digenggam dengan begitu erat. Bahwa ada saatnya kita tidak perlu berlari, tapi berhenti, melihat sekeliling, dan tersenyum."
Pada
akhirnya mereka melepas orang yang mereka cintai.
Luhde
melepas Keenan :
"Hati
itu dipilih, bukan memilih. Hati Keenan bukan untuk Luhde, bahkan ukiran ini
bukan inisial nama Luhde"
dan
Remi melepas Kugy :
"Carilah
orang yang mau memberimu segalanya, tanpa kamu perlu meminta apa-apa"
Jika kamu
sampai harus meminta sesuatu untuk membuktikan cintanya kepada kamu, berarti
dia tak sepenuhnya mencintai kamu.
Mungkin
memang kadang ada benarnya juga quote "Kamu akan lebih bahagia tanpa
aku". Ada saatnya kita melepas seseorang yang kita sayang, bukan karena
lelah berjuang, tapi dengan melepasnya, mereka akan lebih bahagia.
Karena
untuk apa memiliki mereka, tapi hatinya tidak pernah untuk kita? Itu akan
menyakitkan semua pihak, gak hanya untuk sekarang tapi di masa depan.
Satu
pihak selalu berpura-pura membuktikan cinta kepada pasangannya (yang sebenarnya
tidak pernah ada), sedangkan pasangannya mati-matian juga berusaha memberikan
seluruhnya dan berakhir menyakiti dirinya sendiri asal tetap bersama.
Seperti
kata Kahlil Gibran,
"Cinta
tidak akan tercipta karena keakraban yang lama atau pendekatan yang tekun.
Cinta adalah kecocokan jiwa. Dan jika itu tidak pernah ada, maka cinta tidak
akan pernah tercipta. Dalam hitungan tahun bahkan millenium."
08 October 2012
Perahu Kertas
My favorite scenes from Perahu Kertas
Di Perahu Kertas pertama, ada
scene di atas rel kereta api Bandung-Jakarta.
Rel kereta yang membentang di
perbukitan Parahyangan menurut gue itu romantis,
seru dan somehow it brings
back old romantic story hihi.
Gue cuma sekali naik
kereta dari Bandung ke Jakarta.
Tapi sekalinya itu berkesan
banget.
Secara gue dulu baru sekali
seumur hidup naik kereta antar kota.
Duduk di dekat jendela sebelah
kiri, mata gue ga lepas dari pemandangan alam.
Gue bahkan ngeliat air terjun
yang tinggi banget dari atas bukit, memang agak nyelip dan gak terlalu
keliatan.
Makanya tiap gue tanya temen
gue yang pernah naik kereta Bandung-Jakarta,
mereka bilang gak pernah liat
air terjun seperti itu.
Well, maybe that's my luck bisa
ngeliat pemandangan seindah itu.
Everyday I Love You
Masih ingat post saya
sebelumnya tentang Percakapan Di Atas Rel?
Ya, saya bercerita ada salah satu teman saya yang ibunya terkena
penyakit Alzheimer.
Dulu sekali, saya pernah menonton film korea yang judulnya Moment
To Remember. Dari film itulah saya mengetahui penyakit Alzheimer, salah
satu penyakit lupa ingatan kambuhan. Sang penderita hanya mengingat hal-hal
yang sudah tertanam lama di benaknya, sedangkan seringkali melupakan hal-hal
baru yang masuk ke memorinya.
Ini salah satu capture bbm dari teman saya mengenai kondisi ibunya
:
Jujur saya sedih membacanya. Bayangkan perasaan ayahnya?
Sang penderita bahkan lupa bahwa laki-laki yang selama lebih dari
20 tahun menjadi suaminya selama ini. Dia kira laki-laki tersebut hanya numpang
di rumahnya.
Dia bahkan mengusir laki-laki tersebut dari rumahnya.
Bagaimana rasanya? Menjadi orang yang dilupakan?
Kalau di film Moment To Remember, sang suami terus mengingatkan
istrinya yang menderita Alzheimer tersebut. Setiap hari, dia membuat post
notes, menempel foto-foto pernikahan mereka, bercerita tentang mereka setiap
hari. For short, sang suami mencoba membuat istrinya jatuh cinta setiap hari.
Bayangkan hari ini dia bilang mencintai kita, lalu besoknya dia
memperlakukan kita seperti orang asing yang sama sekali tidak mengenal kita.
Walaupun kita tau dia seperti itu karena penyakitnya, bukankah tetap saja
rasanya sakit?
Jatuh cinta sendiri saja sulit. Membuat orang jatuh cinta kepada
kita lebih sulit lagi. Apalagi kalau kita harus melakukannya setiap hari?
Jadi, jika kamu yang di posisi laki-laki itu, apakah kamu akan melakukan hal yang sama?
Jadi, jika kamu yang di posisi laki-laki itu, apakah kamu akan melakukan hal yang sama?
05 October 2012
Are You Sure?
"Are
you sure you're the heroine of your own story, instead of just a supporting
role, to complete someone else's story?"
Kadang-kadang aneh sekali rasanya menghadapi kenyataan, bahwa suka atau tidak, kehidupan kita ini akan selalu beririsan dengan kehidupan orang lain. Mulai dari cara yang paling sederhana, hingga cara yang paling rumit, seperti di film-film semacam serendipity.
Keputusan saya, memilih kaos bunga-bunga yang membuat saya menghabiskan 30 menit untuk berdandan, dan akhirnya terlambat berangkat ke kantor, bisa saja mempengaruhi kehidupan orang lain. Siapa saja. Sopir angkot yang harus berhenti beberapa detik untuk memberi jalan pada mobil saya, tukang nasi uduk yang dagangannya tidak jadi saya beli karena sudah tidak ada waktu, atau bahkan petugas tol yang harus menahan pipis sebentar karena harus melayani pembayaran saya dulu.
A simple tinniest decision we've made, affect others.
Then, how can you be sure, that the life you're living now, is designed personally for you ? How about, if at the end, it's just a little unimportant scene, from a bigger story, that not even yours?
And all the sadness, fuzz, craziness, --any other mixed feelings that you feel all along--what's the importance of it all ?
We
laughed our ass off, my friend and I. The idea of 'our complicated story is
just a part of someone else's happy ending' stabbed us right on the heart. What
we have now are weird enough, we don't need them to be any weirder.
But then, another friend barged in. He said, "Over the years, I came to conclusion : It doesn't matter anymore whose story ends how. Just keep swimming. Like Dory the fish said."
We laughed louder. I ended up our late night discussion, and went to sleep in agony.
But then, another friend barged in. He said, "Over the years, I came to conclusion : It doesn't matter anymore whose story ends how. Just keep swimming. Like Dory the fish said."
We laughed louder. I ended up our late night discussion, and went to sleep in agony.
End of The Road
There's a girl walking down the street with her sparkling eyes.
She has all the weapons she needs; a sweetheart look, a wizard brain, a daring mind and a decent personality that could make anyone fall.
Yet she keeps asking about what's so wrong with her, she, by all odds, knows that something must be fixed. She's like a plague, an epidemic disease that easily infect others, and brings hearts down into her conflicting world. And she's looking so far for the cure, for which, she collects souls to mend her own self.
And the girl keep going, for an address she doesn't know where.
"I'll find it by the end of the road", says her.
Now, fight!
05 September 2012
Percakapan di Atas Rel
Posted by
Denna Reliadi
at
Wednesday, September 05, 2012
Labels:
conversation.,
daily life,
freunde
0
comments
Percakapan
ini memang terjadi. Dua cerita tentang pekerjaan baru sarjana kemarin
sore.
CERITA 1
Stasiun Sudirman, 17.50
Ellen : Dian ya? Eh udah
kerja sekarang?
Dian : Eh ya ampun
Elleeenn, apa kabar deh lo? Terakhir ketemu waktu reunian SD berapa tahun lalu
yaa? Iya udah kerja gue hehe. Lo baru balik kerja juga? Kerja dimana emangnya?
Ellen : Iyaa gue kerja di
perusahaan produsen minyak sawit gitulah Yan, jadi akuntannya. Lo gimana? Kerja
dimana?
Dian : Gue di marketing
research gitulah di daerah Kuningan. Lo biasa naik commuter line jam segini
juga?
Ellen : Iya, tapi kalo
pagi gue naik bis sih lebih cepet. Tapi harus berangkat lebih pagi. Gimana
kerjaan lo disana? Ngapain aja kerjanya?
Dian : Gue? Twitteran
hahahaha.
Ellen : Eh serius? Gajinya
gede ya? Kayaknya lo hepi banget kerja disana.
Dian : Yah relatif sih
gaji mah tapi so far sih gue enjoy sama kerjaan gue, emang lo gimana di kantor?
Ellen : Yah lumayan lah
dibanding kantor gue yang lama. You know (she mentioned one of the big 4 public
accountant)? Yes, that one. Parah banget, pas puasa kemarin gue pulang ke rumah
hampir jam 12 malem terus. Hari pertama gue pulang jam 17.30, hari kedua gue
pulang jam 20.00. Waktu itu gue pernah nanya senior gue "Saya
bisa pulang jam berapa hari ini ya, Bang?", terus senior gue bilang
"Ya karena kamu anak baru, boleh lah kamu pulang cepet jam 17.30"
Terus temen gue nyenggol gue, dia bilang "Lain kali jangan nanya bisa
pulang jam berapa lagi ke senior, Len. Di sini tuh budayanya lo baru bisa
pulang kalo senior udah pulang." Jadi kalo senior gue pulang jam 12 malem,
ya gue harus pulang jam 1 malem. Gila kali.
Dian : Bukannya setau
gue sih uang lemburnya gede juga ya disana?
Ellen : Gue lupa pastinya,
ada rate-ratenya gitu tiap jam. Bayangin aja, kalo gue lembur sampe jam 12
malem baru gue bisa dapet reimburse taksi dan makan malem, kalo kurang dari itu
sih gak dapet. Udah gitu rasis dan individualis banget di kantor gue yang dulu,
meja kerja tuh tiap hari rebutan, colokan aja nih ya rebutan juga.
Dian : Terus kerjaan lo
yang sekarang gajinya gimana?
Ellen : Ya lebih kecil sih
dibanding yang sebelumnya, tapi gpp deh daripada gue harus kerja rodi kayak di
kantor sebelumnya. Gak worth it banget. Gue sebenernya pengen kerja di kantor
bokap gue aja di bidang consultant management, tapi bokap gue gak ngizinin,
katanya ntar malah dibilang KKN gitu kan, padahal gue udah kenal sama
orang-orang di kantor bokap gue juga.
Dian : Lo betah di tempat
yang sekarang? Ada rencana mau pindah lagi gak?
Ellen : Gue sebenernya gak
terlalu suka sama akuntansi, tapi gue belom nemuin passion gue dimana
sebenernya, pengennya yang ketemu banyak orang gitu kayak marketing tapi gue
gamau kalo disuruh jualan mah hahaha.
Ellen,
yang masih bingung tentang pencarian passionnya dan pekerjaan yang sebenarnya
tidak disukainya.
CERITA 2
Stasiun Sudimara, 08.10
Dian : Nadia ya?
Nadia : Ehh
Dian yaaa? Ya ampun kirain siapa. Daritadi gue udah ngeliatin lo, tapi gue gak
yakin mau nyapa lo. Taunya elo beneran hahaha.
Dian :
Hahahaha iya gue juga gak ngeh, tadi cuma liat ini orang asik banget deh
ngantor pake jeans, tapi gue gak ngeh juga kalo itu elo, Nad.
Nadia : Ya
wajarlah ya kita kan gak pernah ketemu lagi kayaknya sejak SMP. Kerja dimana
sekarang Yan?
Dian : Di
Kuningan gue, market research gitu. Lo dimana?
Nadia : Gue di
(she mentioned one of retail company). Lo tau merk sepatu xxx, yyy, dan zzz
kan? Nah itu tuh distributornya perusahaan gue, Yan. Kantornya di Grogol, jadi
ntr gue turun di Palmerah terus naik Kopaja deh ke Grogol.
Dian : Bagian
apa Nad disana?
Nadia : Posisi
gue tuh assistant Buyer gitu, jadi berhubungan sama supplier, visit ke
mall-mall, merchandising, ngecek barang-barang yang masuk ke toko, gitu deh.
Sekarang gue lagi sibuk banget karena atasan gue lagi sakit udah 2 mingguan.
Dian : Emang dulu lo
kuliah ambil jurusan apa sih?
Nadia :
Manajemen gue, manajemen hospitality. Kayak semacam manajemen hotel dan
restoran gitu deh. Lo apa?
Dian : Gue
manajemen keuangan hahaha asal pilih aja, karena ternyata gue baru sadar
kayaknya passion gue itu di marketing, bukan finance, makanya gue sekarang
kerja di marketing.
Nadia : Gimana
sih emang kerjaan lo sekarang?
Dian : Kerjaan gue ya
gitu sih riset, misalkan bandingin produk lotion A dan lotion B, trs gue riset
marketnya gimana sukanya, terus bikin report dan presentasi ke klien.
Nadia : Ohh gitu. Gue
tuh awalnya kerja di sini nyari pengalaman aja, walaupun gajinya kecil sih.
Gaji lo berapa di sana?
Dian : Hahaha ya
cukuplah buat ongkos naik kereta pulang pergi, Nad. Emang lo berapa?
Nadia : Gue
IDR XXX, serius ah lo berapa? Soalnya gue ngerasa gak worth it aja sih sama
kerjaan gue sekarang.
Dian : (agak
shock denger dia nyebut nominal) Gue dua kali lipatnya elo sih, Nad hehehe.
Kayaknya standar S1 bisa lebih tinggi deh Nad gajinya. Lo ga pengen pindah
emangnya?
Nadia : Ihhh
enak banget lo, Yan. Ada lowongan ga di kantor lo? Gue apply deh hahaha. Gue
juga waktu awal masuk mikir-mikir banget mau ambil kerjaan ini apa ngga, bokap
gue bilang "yakin kamu dengan gaji segitu?" tapi gue terusin aja, sok
idealis gpp buat pengalaman haha, tapi ya sekarang realistis ajalah ya, kerja
tuh emang buat duit, bukan buat nyari pengalaman. Iya gue mau apply lagi sih
rencananya.
Dian : Bokap
lo kerja dimana emang sekarang? Di kantor bokap lo aja cobain apply.
Nadia : Bokap
gue udah pensiun, Den. Terus nyokap gue juga lagi sakit jadi gue ga bisa kerja
jauh-jauh atau ngekos, harus jagain nyokap gue.
Dian : Nyokap
sakit apa emang, Nad?
Nadia : Sakit
Alzheimer
Dian : Hah
serius? Itu hilang ingatan long term atau yang short term sih?
Nadia : Ya
gitu deh, dia suka lupa sama ingatan yang baru-baru aja, kalo ingatan yang
lamanya sih masih inget. Jadi harus direfresh terus gitu, diingetin lagi.
Makanya nih, gue harus kerja bener-bener karena udah gak mungkin minta sama
orang tua lagi hehehe.
Nadia, yang setelah capek
merasakan kerja baru sadar kalau kerja itu bukan untuk sok idealis mencari
pengalaman, tapi untuk mencari uang. "Realistis ajalah," katanya.
Subscribe to:
Posts (Atom)